mancing mania di sungai kapuas

Menyajikanbanyak artikel informatif dan bermanfaat bagi para mania. Sensasi Mancing Tehnik UL di Teluk Ekas Lombok - Edisi 276 Jajal Pakai Reel Overhead Langsung Strike GT - Edisi 275 Sensasi Strike Hampala Sungai Kapuas - Edisi 274 Jurus Ampuh Taklukkan Serangan si Capit Biru - Edisi 273 Sensasi Perlawanan Yellowfin Tuna - Edisi 272 Yaitumemancing tanpa menggunakan reel ataupun joran alias langsung dengan tangan. Namun mancing jenis ini tetap memakai line/senar serta mata pancing. Teknik ini merupakan favorit para pemancing karena pada saat umpan dimakan ikan, para mania akan langsung merasakan getarannya dijari tangan yang sedang memegang line/senar. Tempatwisata di Kalimantan Barat ini memang sekarang menjadi tujuan para wisatawan yang ingin menikmati keindahan hutan di Kapuas Hulu, dan juga wisata memancing. 39. Rumah Betang Melapi Disebut juga sebagai rumah panjang yang dihuni oleh Suku Dayak Melapi yang jumlahnya sekitar 50 kepala keluarga. akucari 1set alat pancing, aku suka aja mancing tp ga begitu tau details alat2nya,. kira2 ada yg bisa bantu ga kasih info dan bisa aku beli via online, krena aku tinggal di kab matra yg sepi. aku biasa mancing di dermaga atau di sungai dalam dan muara,. tolong sms aja ke 085 229 5678 26 PakaianOlahraga Kapuas, jual jas hujan proses satu minggu ⭕ Nomor telepon 08524769153 Kapuas, Central Kalimantan. Masuk; Daftar gratis; BELI » Pakaian Olahraga » Jual Jas Hujan Proses Satu Minggu - Bandung Kota; 360000.00 Rp. Silahkan hubungi marketing kami di (no tlp yg sudah tercantun ), atau follow IG kami DEWATA TEMPLE disana akan Site De Rencontre Gratuit Pour Telephone Portable. Wakil Bupati Sanggau Yohanes Ontot saat memegang ikan hasil pancingan peserta lomba. [ist] – Wakil Bupati Sanggau, Kalbar, Yohanes Ontot lomba mancing mania di sungai Kapuas diharapkan bisa menarik minat wisatawan berkunjung. Hal itu diungkapkan Yohanes Ontor saat membuka lomba Mancing Mania di Desa Semuntai Kecamatan Mukok dalam rangka menyambut HUT RI ke-77 pada Minggu 14/8/2022 yang diikuti sebanyak 618 peserta. “Menjadi ajang silaturahmi dengan sesama sembari menyalurkan hobi memancing yang banyak digandrungi oleh masyarakat kita di Kabupaten Sanggau, apalagi ada hadiah,”katanya. Ia berharap, ke depan acara mancing mania ini dapat digelar secara rutin. Selain mengisi waktu luang, ajang tersebut juga dapat menarik minat wisatawan berkunjung. “Boleh jadi dengan rutin digelar, acara mancing mania ini juga dapat menjadi salah satu ikon wisata baru di daerah kita, yang bisa mendatangkan para peserta dari berbagai daerah di luar Kabupaten,”katanya. Mereka yang dikatakan pemenang dalam mencing mania ini adalah menghasilkan bobot terberat dari hasilnya memancing. Setelah selesai dengan batas waktu mancing yang ditentukan pihak panitia,hasinya ditimbang,oleh panitia untuk menentukan pemenang. Keluar sebagai juara pertama, Sunardi berasal dari Kabupaten Sekadau mendapatkan ikan bongkak seberat 9,7 Kg, juara kedua Aldiyansyah dari Kabupaten Sekadau mendapatkan 1,7 Kg ikan juara dan juara ketiga, Jali Kg mendapatkan ikan baong berasal dari Sungai Bungkok, Yusuf asal Sanggau mendapatkan Kg ikan baong. Hujan yang turun sejak malam membuat jalan- jalan licin berlumpur, kontur tanah yang sulit untuk dilewati oleh mobil four wheel sekalipun. Kewasapadaannya ekstra senantiasa menjadi fokus tim kali ini. Selain jalan yang licin, Jalur alternatif menuju spot merupakan lokasi tambang bauksit yang dikelilingi juragan dengan kedalaman sekitar 10 meter. Jalan ini sengaja dipilih karena mampu menghemat waktu 40 menit dari jalan normal yang memakan waktu 1,5 Jam. Cuaca yang tidak menentu pada pertengahan tahun 2016 ini membuat hujan bisa turun setiap hari. Hal ini memperparah kondisi jalan- jalan di pedalaman Kalimantan yang belum semuanya beraspal alias masih tanah. Untuk itu jangan pernah mencoba menggunakan kendaraan non 4WD untuk blusukan ke spot-spot mancing di sana. Susah payah melalui jalan berlumpur akhirnya tibalah kami di sebuah dermaga kecil yang menjadi titik awal keberangkatan sebelum menelusuri sungai Kapuas. Sebuah dermaga di tepi sungai Kapuas tersebut terletak di sebelah rumah salah seorang warga di desa Subah dan dijadikan sebagai tempat bersandarnya beberapa perahu milik warga. Guna menghindari hujan karena cuaca sudah mendung, tim gerak cepat untuk berangkat menuju lokasi mancing di Sungai Kapuas yang terletak di daerah Tayan. Perjalanan menyusuri sungai menuju lokasi mancing menghabiskan waktu sekitar 1 jam. Sampai pada akhirnya tim tiba di suatu anak sungai yang airnya hitam pekat seperti kopi. perjalanan yang ditempuh menggunakan mobil four Wheel yang berlumpur Besarnya debit air di wilayah hilir membuat tim terpaksa harus menuju hulu dengan harapan debit air yang masih rendah. Empat puluh menit setibanya di hulu, kami langsung melempar umpan. Lure yang digunakan oleh saya, Rudi Darmadi dan Sapto Busono beberapa kali dihujamkan ke titik-titik yang kami anggap potensial. Rupanya Sapto yang berhasil mengawali strike setelah jumpfrog miliknya sukses mengelabuhi seekor Toman. Langkah serupa diikuti Adrian dengan melakukan lemparan ke titik yang sama dengan Sapto. Hingga Adrian berhasil mendapatkan Toman yang lain. Spot pertama ini sepertinya merupakan sarang dari kawanan Toman. Terbukti, kini giliran Rudi merasakan sambaran dari salah satu ikan predator paling buas di air tawar tersebut. Langkah sigap demi mengamankan buruan terus ia lakukan perlahan tapi pasti. Total 3 ekor sudah berhasil didapatkan tim dan menjadi awal yang baik dengan triple strike di spot pertama. Spot danau Dengan didapatkannya beberapa ekor Toman dengan ukuran mini tersebut menjadi pertanda bahwa Toman lain dengan bobot yang lebih besar pasti ada di titik lain sekitarnya. Sebab sangat jarang spesies Toman dengan ukuran berbeda berada di satu wilayah. Kami pun memutuskan untuk naik lebih jauh lagi ke arah hulu sungai menuju spot yang dinamakan danau’. perjalanan dengan perahu yang dilalui oleh tim Spot satu ini terbilang unik. Lokasinya merupakan sebuah aliran sungai yang melebar menyerupai danau. Spot danau memiliki struktur tepi berupa kayu-kayu dan rerumputan yang terbenam air. Bukan hal aneh lagi, lokasi seperti ini menjadi hunian bagi para ikan-ikan seperti Toman, Kerandang dan Runtuk yang merupakan spesies Snakehead. Untuk membuktikan perkiraan tersebut, Adrian mencoba cast menggunakan set-up medium dengan perpaduan antara rod Major Craft Volkey 8-14 dan lure jenis top water. Dua tiga kali melempar lure ke titik sasaran yang ia tuju, sambaran pun dirasakan Adrian. Perlawanan seekor anak Toman dari rerumputan tepian danau dengan mudah ia taklukkan. Tak lama usai Adrian strike, terdengar suara sebuah pergerakan dari dalam air di antara sela-sela rerumputan di tepi danau. Kejadian itu menjadi tanda bahaya akan adanya makhluk yang bersemayam. Tersirat dalam tanya apakah ada buaya di sana? Namun usai diamati beberapa saat ternyata tidak ada gelembung air yang biasa keluar dari lubang hidung seekor buaya. Kemungkinan besar sepertinya terdapat kawanan Toman besar melewati lokasi tersebut. Rasa penasaran coba Adrian ungkap dan mengganti tackle set-up medium sebelumnya menggunakan rod Major Craft Bone Pe 2-4 yang sudah lolos uji tes saat digunakan di Sungai Amazon beberapa waktu lalu. Lure langsung dilempar menuju titik yang dituju. Kesabaran ekstra harus menjadi modal penting dalam melakukan kegiatan mancing dengan teknik casting. Selain itu sikap pantang menyerah senantiasa tertanam dalam jiwa karena semakin sering melakukan cast, maka peluang untuk mendapatkan ikan akan lebih besar. Sampai hitungan lima kali cast Adrian belum juga merasakan pertanda adanya sambaran. Namun karena rasa penasaran yang terus menghinggap, ia mencoba cast kembali. Pada usaha yang keenam itu tiba-tiba kegaduhan dari rerumputan terjadi. Riak air memencarkan rerumputan dan rupanya lure Adrian mendapatkan sambaran. Toman hitam Dugaan awalnya tentang Toman dengan bobot lebih besar rupanya jadi kenyataan. Adrian dengan sigap menaikkan jorannya ke atas sebanyak dua kali dengan harapan ikan bisa hook-up dengan sempurna. Toman yang didaptkan oleh Adrian Perlawanan sengit ia rasakan karena ikan berusaha untuk masuk ke sela-sela Setelah fight kurang lebih sekitar 5 menit akhirnya ikan menyerah juga. Toman hitam seberat lb sekitar Kg sukses dinaikkan dengan baik, usai sesi foto-foto ikan kembali dilepaskan ke habitat asalnya. Tindakan release terhadap ikan yang didapat mampu membuat ekosistem serta kelestarian alam kembali terjaga. Awan pekat menggelayuti langit pada siang itu, tiada lagi rongga yang bisa ditembus cahaya matahari. Kami mencoba mamaksimalkan waktu yang ada dan terus memancing sebelum hujan turun. Rudi nampak bersemangat sekali karena berhasil beberapa kali strike Toman meski berukuran kecil. Perahu terus menyusuri rerumputan berair di sekitar kawasan spot danau hingga pada akhirnya dari kejauhan terlihat ada satu aliran sungai kecil. Aliran dengan lebar sekitar 50 cm ini merupakan mulut sungai yang berhulu ke dalam hutan. Spot ini secara tidak terduga langsung memberikan hasil. Cast yang dilakukan Adrian mendapat sambaran dari seekor Toman Hitam di percabangan sungai tersebut. Perlawananya cukup kuat, joran milik Adrian pun melengkung hampir serupa setengah lingkaran. Ikan dengan bobot hampir 4 Kg itu akhirnya sukses ditaklukkan, perolehan yang hampir menyamai ikan sejenis sebelumnya. Mendung rasanya sudah tak kuat menahan partikel air hingga hujan pun turun begitu lebat. Kondisi ini membuat tim hanya memiliki waktu 2 jam mancing di seputaran spot danau’. Hujan yang tak kunjung reda membawa tim berteduh di sebuah gubuk kosong milik warga sekitar yang berprofesi sebagai tukang kayu. Kerandang Makan siang sepertinya menjadi pilihan tepat mengingat hujan tak menurunkan intensitasnya hingga pukul 4 sore. Memasuki petang perlahan langit pun cerah dan angin kencang bercampur petir ikut sirna. Sempat timbul pertanyaan apakah hujan mempengaruhi pola makan ikan khususnya Toman? Untuk itu kami melakukan percobaan karena sudah terlanjur berada sejauh ini. Lure top water masih menjadi senjata andalan guna menarik perhatian predator- predator air tawar tersebut. Hanya kali ini harus membutuhkan waktu lebih lama dari biasanya untuk terus melempar lure menuju titik yang berpotensi. Benar saja, seekor Toman berukuran lebih dari Kg yang didapat Adrian menjawab rasa penasaran kami tadi. Kerandang yang didapatkan oleh Sapto Selanjutnya giliran Sapto unjuk kebolehan. Diluar dugaan, meski turun hujan, tim masih memiliki potensi sama seperti pada awal trip di pagi tadi. Seekor ikan Kerandang berbentuk gempal berhasil didapatkan Sapto dan menjadi strike penutup pada trip kali ini. Kerandang merupakan anggota keluarga spesies snakehead yang kerap ditemukan di Kalimantan. Pukul 5 sore ketika hari bertambah gelap, tim memutuskan untuk menyudahi segala kegiatan mancing mereka. Tindakan itu dipilih untuk menghindari agar tidak terlalu kemalaman setibanya di dermaga awal pemberangkatan. Dalam perjalanan pulang, tim menemukan kendala berupa pohon rubah yang melintang sehingga menghalangi perjalanan. Setelah bersusahpayah selama 30 menit mengangkat pohon tumbang tersebut bersama-sama, akhirnya perahu bisa kembali berjalan dan tiba di dermaga desa Subah pukul 1900 WIB. – Adrian Armanto.

mancing mania di sungai kapuas